Tulisan Langit Masyudi Syachban Firmansyah "Berharap Suatu Saat Tulisan Saya Mengispirasi Banyak Orang"
Rabu, 21 Desember 2011
Minggu, 11 Desember 2011
Bentrokan Demo Hari Anti Korupsi Internasional
Demo Koruptor - Ribuan Mahasiswa dari beberapa Universitas Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan - Indonesia, Turun kejalan dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia, Jumat (09/12/2011), Dan menyuarakan pemberantasan Korupsi di Indonesia, Mahasiswa juga membakar ban bekas di depan kantor Gubenur Sulawesi Selatan dan Mahasiswa terlibat bentrok dengan pihak kepolisian, Mahasiswa melemparkan batu dan di balas dengan tembakan gas air mata oleh pihak kepolisian.
![]() |
Mahasiswa Saling Melempar Batu Dengan Pihak Kepolisian Di Depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan |
![]() |
Seorang Mahasiswa Melempar Batu Kearah Kepolisian |
![]() |
Seorang Mahasiswa Terlepas Sepatunya Ketika Demo Hari Anti Korupsi Sedunia |
Kebakaran Gudang Plastik Dan Kardus Di Rappokalling - Makassar
![]() |
Lokasi Kebakaran Yang Berada Di Tengah-Tengah Pemukiman Warga |
Kebakaran Gudang - Sebuah gudang plastik, kardus dan besi tua di Kelurahan Rappokalling, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia, terbakar sore ini pukul 15.00, Minggu (11/12/2011). Api masih berkobar hebat sampai malam hari dan sudah 5 jam api belum bisa di padamkan oleh dinas kebakaran kota Makassar, Akibat kebakaran ini, kerugian diperkirakan ratusan juta rupiah.
![]() |
Seorang Balita Menatap Kebakaran Hebat Yang Membakar Semua Isi Gudang Plastik Yang Cuma Berjarak Ratusan Meter Dari Rumahnya |
Senin, 05 Desember 2011
Bencana Runtuhnya Tembok Di Makassar
Rabu, 30 November 2011
kerjasama Di Tengah Kepanikan
![]() |
Beberapa orang petugas pemadam kebakaran Kota Makassar, Berusaha memadamkan api yang telah menghanguskan ratusan kios pedagang Makassar Mall (Pasar Sentral), Beberapa waktu lalu. |
Selasa, 22 November 2011
Medali Perak Kategori Jurnalistik Salon Foto Indonesia Ke-32 Di Makassar
Selasa, 15 November 2011
Surat Kecil Dari Anak-Anak Desa Romang Tangaya
Kepada Bapak-bapak Pimpinan Negeri Ini Yang Tercinta. Kami anak-anak Kelurahan Romang Tangaya, Kecamatan Tamangapa, Makassar, Sulawesi Selatan, Berangkat ke sekolah dengan beralaskan lumpur dan lintah yang kadang menempel di kaki. Walau dengan keterbatasan, tetap semangat meraih cita-cita tertinggi kami.
Ketika Musim hujan datang (Desember-Juli), kami harus naik sampan ke sekolah, melewati air yang kapan saja dapat melahap kami mentah-mentah dan dinginnya kabut pagi menyelimuti badan kami setiap harinya. Ketika musim kemarau tiba(Agustus-Oktober), kami harus berjuang ke sekolah dengan di hadapkan kotoran ternak dimana-mana, pecahan keong yang kadang melukai telapak kaki kami dan kaki ini sudah tebal oleh isapan lintah yang kadang kami tidak sadar telah melekat di betis ketika sampai di tanah yang kering.
Sudah berpuluh-puluh tahun anak-anak dari Kelurahan Romang Tangaya mangalami hal ini. Dari Ayah, Paman, Tante, Kakak dan sekarang kami mencicipi perjuangan meraih cita-cita tertinggi kami. Semoga perjuangan kami bisa menjadi bagian dari "MAKASSAR KOTA DUNIA".
Salam Kecil Dari Kami Rakyat Yang Kecil.....
(Anak-Anak Kelurahan Romang Tangaya - Makassar)
Continue Reading...
Ketika Musim hujan datang (Desember-Juli), kami harus naik sampan ke sekolah, melewati air yang kapan saja dapat melahap kami mentah-mentah dan dinginnya kabut pagi menyelimuti badan kami setiap harinya. Ketika musim kemarau tiba(Agustus-Oktober), kami harus berjuang ke sekolah dengan di hadapkan kotoran ternak dimana-mana, pecahan keong yang kadang melukai telapak kaki kami dan kaki ini sudah tebal oleh isapan lintah yang kadang kami tidak sadar telah melekat di betis ketika sampai di tanah yang kering.
Sudah berpuluh-puluh tahun anak-anak dari Kelurahan Romang Tangaya mangalami hal ini. Dari Ayah, Paman, Tante, Kakak dan sekarang kami mencicipi perjuangan meraih cita-cita tertinggi kami. Semoga perjuangan kami bisa menjadi bagian dari "MAKASSAR KOTA DUNIA".
Salam Kecil Dari Kami Rakyat Yang Kecil.....
(Anak-Anak Kelurahan Romang Tangaya - Makassar)
Rabu, 16 Maret 2011
StoryGrafi : Kisah Para Pengejar Ilmu Dari Desa Romang Tangaya

Kisah ini dimulai dari Dermaga tua yang rusak dantidak terpakai lagi, dimana anak-anak dari kampung Romang Tangaya yang mengejar ilmu dengan perjuangan yang sangat berat demi sebuah cita-cita yang kelak bisa dia banggakan untuk kedua orang tua mereka, Jumat (11/02/2011), Pukul 06.41 WIT.

Suasana Kampung Romang Tangaya Ketika Pagi Hari Dari Kampung Seberang (Desa Kajenjeng, Jumat (11/02/2011), Pukul 06.41 WIT.

Pukul 06.56 WIT, semakin lama, Semakain banyak anak-anak dari Desa Romang Tangaya mulai juga mengayuh perahunya Dengan sebuah bambu untuk menjalankan perahu, Menuju sekolah SD Inpres Kajenjeng.

Pukul 06.58 WIT, Di perahu yg berbeda, mereka berjuang terus-menerus dengan menaguh perahu tersebut demi mengejar ilmu, buat bekal di masa depan, Dan ini mereka lakukan setiap harinya, karena fasilitas jalan menuju desanya tidak pernah ada, Mungkin pemerintah Bangga punya daerah yg terisolir oleh air ketika musim hujan tiba dan akan terkepung lumpur ketika musim kemarau datang, Sungguh pilihan yang penuh dengan perjuangan.

Jumat (11/02/2011), Pukul 07.23 WIT, Semakin Ramai oleh perahu-perahu anak-anak desa Romang Tangaya untuk ke sekolah.

Pukul 07.25 WIT, Mereka sudah hampir tiba, Tapi sayang, dermaga yg seharusnya di gunakan untuk menyandakan perahunya sudah rusak dan tidak pernah di perbaiki oleh pemerintah, Sungguh miris, Takkala pemerintah tidak kunjung juga membuat solusi dengan membangun jalan atau jembatan untuk desa yg konon sudah puluhan tahun seperti ini.

Pukul 07.28 WIT, Sungguh Sedih Melihat sebagian anak negeri ini tidak bisa merasakan nikmatnya kesekolah dengan kendaraan yang ber-AC dan cepat dan sebagian lagi ada yang menikmati kekayaan negeri ini, apakan mungkin pernah terbesit di benak anak-anak Desa Romang Tangaya bahwa pemimpin negeri mereka tidak adil terhadap mereka !!!

Pukul 07.31 WIT, walau mereka mendapat kesusahan dalam mengejar Ilmu, mereka tetaplah anak-anak yg selalu bermain dan ceria, walau letih mengayuh perahunya selama kurang lebih setengah jam.

Pukul 07.33 WIT, Ketika mau tiba di Desa kajenjeng, mereka terhalang lagi oleh tanaman Enceng Gondok dan membuat mereka haru menyingkirkan tanaman tersebut agarr perahu meraka bisa melintas.

Pukul 07.37 WIT Mereka pun tiba di Desa Kajenjeng dan bersiap-siap masuk kesekolah bersama-sama.

Pukul 07.41 WIT, Waktunya masuk ke sekolah dan belajar, seorang warga yg berumur 50 tahun mengatakan sejak kecil keadaan ini sudah seperti ini dan apa jadinya ketika Hermiawati yang berumur 1o tahun di 40 tahun kedepan, apakah keadaan ini masih sama dengan sekarang atau sudah berubah....semoga saja Desa Romang Tangaya tidak membutuhkan 100 tahun lagi utnung mendapatkan jalanan atau jemabatan yg layak untuk kehidupan mereka yang leih baik.
NB : Terinspirasi Perjuangan Seorang Anak Desa Romang Tangaya Yang Berusia 10 Tahun, Mengejar Ilmu Dan Cita-Citanya.
Langganan:
Postingan (Atom)
Followers
Sample Text
Follow The Author
Designed By Templateism | Seo Blogger Templates